Cara Limit Bandwidth Mikrotik Menggunakan Simple Queue

Cara Membuat Parent & Child dalam Simple Queue Mikrotik Cara Membuat Parent & Child dalam Simple Queue Mikrotik Shares Baca Lainnya Blokir Youtube di Mikrotik Begini 3 Cara Blok Situs di MikroTik Paling Gampang dan Lengkap Melakukan limit bandwidth Mikrotik erat kaitannya dengan menerapkan manajemen bandwidth mikrotik, dimana kita bisa melakukan pembatasan bandwidth pada user/client yang terkoneksi pada jaringan melalui Mikrotik. Dengan menerapkan manajemen bandwidth di Mikrotik, kita bisa melakukan limit bandwidth mikrotik pada user di jaringan kabel LAN maupun jaringan nirkabel (wireless LAN) menggunakan Simple Queue maupun Queue Tree Mikrotik. Hal ini akan membantu kita dalam melakukan manajemen bandwidth di mikrotik supaya penggunaan bandwidth susuai dengan ketentuan dan tidak ada user/client yang menghabiskan bandwidth sesukanya.Dalam contoh di atas queue dengan nama Total adalah Parent queue yang mengelola bandwidth maksimum 20 Mbps upload dan download untuk segmen IP 192.168.10.0/24. Client01 dan Client 02 adalah child queue dibawah parent queue Total yang masing-masing memiliki alokasi bandwidth 10 Mbps dan dilimit berdasarkan spesifik IP Address masing-masing client. Penting untuk dicatat bahwa distribusi bandwidth pada child queues akan sangat tergantung pada konfigurasi dan kondisi jaringan aktual. Beberapa pengujian dan penyesuaian mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa konfigurasi queue memenuhi kebutuhan user dan kondisi jaringan secara spesifik. Pengaturan Prioritas Simple Queue Mikrotik Prioritas dapat diatur untuk menentukan urutan proses rule simple queue. Nomor yang lebih kecil menandakan prioritas yang lebih tinggi, yang artinya bandwidth yang dialokasikan memiliki prioritas yang lebih tinggi. Kita ambil contoh menggunakan konfigurasi sebelumnya, dimana ada dua child queue yaitu Client01 dan Client02 yang mempunyai alokasi bandwidth sama yakni 10 Mbps untuk upload dan download nya. Kemudian kita konfigurasi Client01 dengan priority 1 dan Client02 dengan priority default nya yaitu 8. Pengaturan Prioritas Simple Queue Mikrotik Pengaturan Prioritas Simple Queue Mikrotik Dengan konfigurasi tersebut, maka Client01 akan memiliki prioritas yang lebih tinggi dari Client02 walaupun mempunyai alokasi bandwidth yang sama. Ini berarti ketika terjadi kondisi bandwidth penuh, maka traffic dari Client01 akan diprioritaskan daripada Client02. Penggunaan Burst pada Simple Queue Mikrotik Burst pada queue Mikrotik berarti memberikan user kecepatan transfer data yang lebih tinggi selama periode waktu yang ditentukan dan di bawah kondisi tertentu, sebelum kemudian kembali ke kecepatan normal yang telah ditentukan. Burst sangat berguna untuk skenario di mana kita ingin memberi pengguna lebih banyak bandwidth selama periode aktivitas rendah tanpa mengubah batas kecepatan total (max limit). Misalnya, kita mau membuat proses download lebih cepat ketika jaringan tidak sibuk dan ada spare bandwidth yang tidak terpakai. Implementasi burst ini dapat membantu meningkatkan kecepatan akses jaringan user dengan memberikan fleksibilitas lebih pada penggunaan bandwidth sementara masih menjaga kontrol atas penggunaan bandwidth. Komponen Burst pada Simple Queue Burst pada Queue Mikrotik memiliki beberapa komponen parameter yang bisa dikonfigurasi dan masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Burst Limit : Jumlah bandwidth maksimum yang diberikan selama burst. Nilai parameter ini harus lebih besar dari max-limit. Burst Threshold : Ambang batas penggunaan bandwidth di mana burst akan diaktifkan. Saat penggunaan bandwidth user di bawah ambang batas ini, penghitungan waktu burst akan dimulai. Burst Time : Waktu dalam detik yang digunakan untuk perhitungan burst. Nilai ini bukan menentukan berapa lama burst nya tapi akan digunakan untuk perhitungan burst nya berdasarkan rumus pada burst. Cara Menggunakan Burst pada Simple Queue Mikrotik Berikut ini adalah cara penggunaan burst pada simple queue Mikrotik beserta contoh penerapan dan konfigurasinya. Membuat Simple Queue: Buat Simple Queue dengan menetapkan max-limit untuk kecepatan download dan upload yang diinginkan sebagai batas atas. Mengonfigurasi Burst: Tentukan burst-limit untuk menetapkan kecepatan maksimum yang diizinkan selama periode burst. Tentukan burst-threshold untuk menetapkan ambang batas bandwidth yang, jika dipenuhi atau dilewati, akan mengaktifkan burst. Tentukan burst-time untuk menetapkan durasi waktu di mana burst diizinkan terjadi. Contoh Konfigurasi: /queue simple add name=User01 target=192.168.1.2 max-limit=1M/1M \ burst-limit=2M/2M burst-threshold=800k/800k burst-time=20s/20s Penjelasan dari contoh konfigurasi burst di atas : max-limit=1M/1M: User01 dibatasi pada kecepatan download/upload 1Mbps di keadaan normal. burst-limit=2M/2M: Selama periode burst, user diperbolehkan menggunakan hingga 2Mbps untuk download dan upload. burst-threshold=800k/800k: Burst akan diaktifkan ketika penggunaan bandwidth User01 di bawah 800kbps untuk download dan upload. burst-time=20s/20s: User01 dapat menggunakan burst limit selama beberapa detik sesuai perhitungan burst time. Memonitor Penggunaan Bandwidth Setelah menerapkan rule simple queue Mikrotik, kita bisa melakukan monitoring pada traffic yang diterapkan limitasi bandwidth tersebut. Hal ini cukup penting untuk memastikan bahwa rule simple queue nya sudah sesuai dengan yang kita harapkan. Kita bisa memonitor traffic nya melalui tab Statistics dan periksa penggunaan bandwidth pada msing-masing rule simple queue. Selain itu juga bisa cek tab Traffic untuk melihat traffic realtime pada rule tersebut. Warna pada icon rule simple queue bisa berubah sesuai dengan penggunaan bandwidth pada masing-masing rule tersebut. Hal ini bisa mempermudah kita dalam memonitor penggunaan bandwidth pada masing-masing rule tersebut. Ada tiga warna yang bisa muncul dalam icon queue nya, yakni hijau, kuning dan merah. Berikut penjelasan masing-masing warna icon queue tersebut

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panduan Troubleshooting Koneksi Wi-Fi yang Tidak Stabil

Perbandingan Fiber Optik vs Kabel Tembaga dalam Jaringan Telekomunikasi

Perbandingan Cloud Hosting dan Shared Hosting dalam Dunia IT